Friday, May 27, 2016

Tertibkan Panitia Pembangunan Masjid yang Meminta Sumbangan di Jalan Raya

Droe Keu Droe : Serambi Indonesia, 06/08/2014

          Sebagai pengguna jalan raya di lintasan jalan Banda Aceh- Medan di provinsi Aceh bahkan juga diruas jalan lintas sumatera di sumatera utara sangat sering dan tidak asing lagi kita dijumpai para panitia pembangunan masjid berdiri di tengah-tengah jalan raya atau median jalan meminta sumbangan kepada para pengguna jalan raya yang melintas, terutama pada pagi, siang dan sore hari. Hal ini kita dijumpai di beberapa tempat dimana masjid atau lembaga pendidikan Islam yang berada dipinggir jalan nasional tersebut belum rampung dan siap pengerjaannya sehingga masih membutuhkan uluran tangan para penyumbang, mungkin dengan cara ini bias sedikit membantu menambah dana dan keuangan untuk biaya pembangunan masjid tersebut.
           Fenomena ini sangat mengganggu bagi pengguna jalan raya, dengan adanya panitia pembangunan masjid raya yang berdiri dimedian jalan meminta sumbangan dari pengguna jalan raya, disamping itu juga sangat rawan terjadi kecelakaan dijalan raya karena pengguna jalan tidak leluasa berkendara apalagi pada saat jam-jam sibuk dan disaat volume kendaraan bertambah banyak tiba-tiba biasanya karena ada truk-truk berbadan lebar yang melintas dan dibeberapa tempat kondisi badan jalan yang sempit.
          Pernah suatu ketika, pada saat melintas dijalan raya Banda Aceh-Medan dimana ada panitia pembangunan masjid yang bediri ditengah jalan meminta sumbangan, kebetulan sedang banyak kendaraan besar  melintas dan kondisi jalan sempit padat, pada saat bersamaan datang mobil pribadi hendak menyalip beberapa kendaraan berbadan besar dan panjang didepannya, entah karena sopir baru melintas di jalan Banda Aceh-Medan tersebut dan tidak hafal titik-titik yang ada para peminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang berdiri ditengah-tengah jalan dan memang ada tanda berupa drum dan bendera merah yang ditempatkan ditengah-tengah jalan  untuk menandakan bahwa ada panitia masjid yang meminta sumbangan di depan, tak ayak sang sopir mobil pribadi tadi, karena jarang melintas atau tidak hafal dimana ada titik-titik peminta sumbangan pembangunan masjid ataupun karena buru-buru ada orang sakit,entahlah, menambrak drum dan penanda bendera merah ditengah jalan tersebut, untunglah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut hanya kerusakan mobil.
          Itu merupakan satu peristiwa mungkin banyak kejadian lainnya akibat  kehadiran para peminta sumbangan di median jalan yang bisa mengganggu lalu lintas pengguna jalan. Agama Islam tentu tidak mengajurkan meminta sumbangan untuk pembangunan masjid dengan cara-cara yang berbahaya yang bisa menelan korban jiwa dengan cara berdiri dan meminta sumbangan dari pengguna jalan yang melintas, masih ada cara lain yang lebih  baik, sopan, aman dan islami. Para Teungku-teungku dan ulama tahu akan hal ini dan supaya bisa menghimbau panita pembangunan masjid yg meminta sumbangan di jalan raya yang berbahaya dan mengganggu kenyamanan para pengguna jalan.
          Kita meminta Kepolisian dalam hal ini direktorat lalu lintas/satlantas dan Dinas perhubungan untuk menertibkan para peminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang diri ditengah-tengah jalan raya karena bisa berakibat fatal bagi mereka sendiri para pengguna jalan yang melintas dan ketertiban umum, sampai saat ini belum ada ketegasan dari pihal tekait seperti polisi dan dinas perhubungan untuk menegur dan member sanksi bagi mereka yamg melanggar lalu lintas walaupun untuk kebaikan yaitu pembangunan masjid, masih ada cara lain untuk meminta bantuan dari masyarakat dan pemerintah.
          Para Teungku dan ulama jangan diam saja melihat fenomena ini, yang merendahkan martabat kita orang Islam dengan cara meminta sumbangan dari pengguna jalan di jalan raya, dulu sangat jarang kita lihat panitia masjid yang turun ke jalan meminta sumbangan, ada apa ini !.                                       Anehnya bangunan masjid yang besar dan megah setelah rampung tapi jumlah jamaah yang melaksanakan shalat fadhu sedikit kecuali pada saat hari jumat. Jikapun Teungku dan ulama tidak cukup dari anggaran untuk pembangunan masjid tidak harus sampai turun ke jalan untuk mencari sumbangan tapi buatlah permohonan kepada Gubernur Aceh dan Dinas terkait. Jika belum ada dinas yang dimaksud usulkan kepada pemerintah Aceh dan Legislatif Aceh (DPRA) untuk membentuk DInas Pembinaan dan Kemakmuran Masjid di Aceh.
          Semoga menjadi renungan kita bersama, terima kasih kepada harian Serambi Indonesia yang telah memuat tulisan ini.

Teuku Rahmad Danil Cotseurani
Internal Auditor ASDC

Bireuen-Aceh 24251

No comments:

Post a Comment