Droe Keu Droe : Serambi Indonesia, 06/08/2014
Sebagai pengguna jalan raya di
lintasan jalan Banda Aceh- Medan di provinsi Aceh bahkan juga diruas jalan
lintas sumatera di sumatera utara sangat sering dan tidak asing lagi kita
dijumpai para panitia pembangunan masjid berdiri di tengah-tengah jalan raya
atau median jalan meminta sumbangan
kepada para pengguna jalan raya yang melintas, terutama pada pagi, siang dan
sore hari. Hal ini kita dijumpai di beberapa tempat dimana masjid atau lembaga
pendidikan Islam yang berada dipinggir jalan nasional tersebut belum rampung
dan siap pengerjaannya sehingga masih membutuhkan uluran tangan para
penyumbang, mungkin dengan cara ini bias sedikit membantu menambah dana dan
keuangan untuk biaya pembangunan masjid tersebut.
Fenomena ini sangat mengganggu bagi
pengguna jalan raya, dengan adanya panitia pembangunan masjid raya yang berdiri
dimedian jalan meminta sumbangan dari pengguna jalan raya, disamping itu juga
sangat rawan terjadi kecelakaan dijalan raya karena pengguna jalan tidak
leluasa berkendara apalagi pada saat jam-jam sibuk dan disaat volume kendaraan
bertambah banyak tiba-tiba biasanya karena ada truk-truk berbadan lebar yang
melintas dan dibeberapa tempat kondisi badan jalan yang sempit.
Pernah suatu ketika, pada saat
melintas dijalan raya Banda Aceh-Medan dimana ada panitia pembangunan masjid
yang bediri ditengah jalan meminta sumbangan, kebetulan sedang banyak kendaraan
besar melintas dan kondisi jalan sempit
padat, pada saat bersamaan datang mobil pribadi hendak menyalip beberapa
kendaraan berbadan besar dan panjang didepannya, entah karena sopir baru
melintas di jalan Banda Aceh-Medan tersebut dan tidak hafal titik-titik yang
ada para peminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang berdiri
ditengah-tengah jalan dan memang ada tanda berupa drum dan bendera merah yang
ditempatkan ditengah-tengah jalan untuk
menandakan bahwa ada panitia masjid yang meminta sumbangan di depan, tak ayak
sang sopir mobil pribadi tadi, karena jarang melintas atau tidak hafal dimana
ada titik-titik peminta sumbangan pembangunan masjid ataupun karena buru-buru
ada orang sakit,entahlah, menambrak drum dan penanda bendera merah ditengah
jalan tersebut, untunglah tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut hanya
kerusakan mobil.
Itu merupakan satu peristiwa mungkin
banyak kejadian lainnya akibat kehadiran
para peminta sumbangan di median
jalan yang bisa mengganggu lalu lintas pengguna jalan. Agama Islam tentu tidak
mengajurkan meminta sumbangan untuk pembangunan masjid dengan cara-cara yang
berbahaya yang bisa menelan korban jiwa dengan cara berdiri dan meminta
sumbangan dari pengguna jalan yang melintas, masih ada cara lain yang lebih baik, sopan, aman dan islami. Para
Teungku-teungku dan ulama tahu akan hal ini dan supaya bisa menghimbau panita
pembangunan masjid yg meminta sumbangan di jalan raya yang berbahaya dan
mengganggu kenyamanan para pengguna jalan.
Kita meminta Kepolisian dalam hal ini
direktorat lalu lintas/satlantas dan Dinas perhubungan untuk menertibkan para
peminta sumbangan untuk pembangunan masjid yang diri ditengah-tengah jalan raya
karena bisa berakibat fatal bagi mereka sendiri para pengguna jalan yang
melintas dan ketertiban umum, sampai saat ini belum ada ketegasan dari pihal
tekait seperti polisi dan dinas perhubungan untuk menegur dan member sanksi
bagi mereka yamg melanggar lalu lintas walaupun untuk kebaikan yaitu
pembangunan masjid, masih ada cara lain untuk meminta bantuan dari masyarakat
dan pemerintah.
Para Teungku dan ulama jangan diam
saja melihat fenomena ini, yang merendahkan martabat kita orang Islam dengan
cara meminta sumbangan dari pengguna jalan di jalan raya, dulu sangat jarang
kita lihat panitia masjid yang turun ke jalan meminta sumbangan, ada apa ini !.
Anehnya bangunan masjid yang
besar dan megah setelah rampung tapi jumlah jamaah yang melaksanakan shalat
fadhu sedikit kecuali pada saat hari jumat. Jikapun Teungku dan ulama tidak
cukup dari anggaran untuk pembangunan masjid tidak harus sampai turun ke jalan
untuk mencari sumbangan tapi buatlah permohonan kepada Gubernur Aceh dan Dinas
terkait. Jika belum ada dinas yang dimaksud usulkan kepada pemerintah Aceh dan
Legislatif Aceh (DPRA) untuk membentuk DInas Pembinaan dan Kemakmuran Masjid di
Aceh.
Semoga menjadi renungan kita bersama,
terima kasih kepada harian Serambi Indonesia yang telah memuat tulisan ini.
Teuku Rahmad Danil Cotseurani
Internal Auditor ASDC
Bireuen-Aceh 24251
No comments:
Post a Comment