Friday, May 27, 2016

Delman di Lhokseumawe

Droe Keu Droe : Serambi Indonesia, 02/12/2010


Beberapa hari yang lalu sempat singgah di kota Lhokseumawe, bekas ibukota Aceh Utara yang yang kini sudah menjadi kota madya yang sebelumnya sebagai kota Administratif (kotif), bahkan dulu dapat julukan kota petro dollar. Wajah kota Lhokseumawe dewasa ini lebih hijau dan banyak pertokoan dan bangunan baru berjejer disepanjang jalan-jalan utama dikota tersebut, namun begitu geliat ekonomi di kota Lhokseumawe sepertinya belum beranjak seperti tahun-tahun sebelumnya.Masyarakat dikota ini masih saja bergelut dengan kemiskinan dan rumah-rumah penduduk yg masih kumuh dipinggiran kota, nuansa masyarakatnya masih miskin ditandai dengan masih banyaknya para pengemis dan peminta-minta di beberapa ruas kota.

Lhokseumawe sepertinya lebih siap menyambut tahun kunjungan wisata dibandingkan Banda Aceh dan kota lainnya di Propinsi Aceh, hal ini ditandai masyarakatnya yang mudah menerima akulturasi budaya warganya dan menerima keberagaman sosial antar etnis yang ada di Indonesia pada umumnya dan Aceh pada khususnya. Contohnya ketika sore hari jalan-jalan dijalur utama kota Lhokseumawe sudah ada kehadiran delman atau kereta yg ditarik oleh kuda, kendaraan tersebut sebelumnya tidak ada di Aceh dan masih asing, biasa kita jumpai dikota-kota lain seperti Padang, Bandung, Jokyakarta dan kota-kota lainnya di Indonesia. Walaupun masih untuk jalan-jalan sore bagi rekrasi keluarga dan anak-anak, namun demikian lebih praktis,aman dan sehat agi warga Lhokseumawe jika dibandingkan dengan odong-odong dan sejauk ini belum ada keluhan dari masyarakat dan aparat kepolisian atau lantas, seperti nasib odong-odong yang dilarang keberadaaannya di jalan-jalan yang dapat menggangu lalu lintas dan keselamatan penumpangnya, disamping itu delman juga bebas polusi dan dapat mewujudkan ramah lingkungan,

Tarif operasional delman Rp.5000 sampai Rp.10.000 perorang sekali trip murah dan meriah dan terjangkau bagi semua keluarga yang ingin naik dan jalan-jalan sore bagi anak-anak dan keluarga masyarakat. Jika suatu saat delman-delman tersebut dapat bertambah banyak,diterima oleh semua pihak dan dengan pengelolaan yang baik dan dapat menjadi sarana transportasi alteratif bagi warga kota selain becak dan angkot juga sebagai kesiapan kota Lhokseumawe menyambut wisatawan baik domestik maupun manca negara untuk Jak Lom U Lhokseumawe, sebagai jargon untuk pariwisata Lhokseumawe dan Aceh Utara.

Kehadiran Delman dan sado atau kereta kuda di Lhokseumawe perlu dukungans semua pihak selain untuk dunia pariwisata,hiburan dan rekreasi keluarga, sarana transportasi alternatif juga mewujudkan Green Aceh dibidang transportasi ramah lingkungan dan bebas polusi, selain itu kepada pemerintah kota selai memberikan akses kepada pengusaha delman, dan canangkan kesadaran warga untuk menggunakan sepeda yang bagi warga. sama seperti Delman sama-sama ramah lingkungan, bebas, efisien, dan mengurangi angka kecelakaan.

Terimakasih kepada Serambi Indonesia yang telah memuat tulisan ini semoga dapat mengugah masyarakat dan para pengambil keputusan.

Wassalam
Teuku Rahmad Danil Cotseurani
D/a. Komplek Tomang Elok
Medan Sumatra Utara 

No comments:

Post a Comment