Kamis, 10 Juli 2014 11:44 WIB
SUNGGUH miris membaca dan menyimak
media massa belakangan ini menyangkut korupsi yang sudah membudaya, mengakar,
berjamaah dihampir semua lini pemerintahan yang sangat mengangungkan demokrasi
pancasila ini. Berita terakhir adalah penetapan sebagai tersangka Menteri Agama
NKRI, Surya Darma Ali, yang disangkakan atas dugaan korupsi dana dan penyelenggaraan
haji Indonesia.
Kita sangat apresiasi terhadap KPK
yang bekerja sangat maksimal dan professional dalam menuntaskan korupsi yang
sudah membudaya di Republik ini. Dalam beberapa waktu terakhir ini sejumlah
tokoh dan aktor korupsi sudah ditangkap KPK. Hampir semua bidang baik
eksekutif, legislatif dan yudikatif yang sangat diagungkan oleh pemerintahan
yang menganut sistim demokrasi seperti Indonesia, ini tidak luput oleh korupsi,
suap dan penyalahgunaan wewenang.
Tidak ada lembaga negara dan badan
Negara yang bersih dari korupsi di Republik ini. Kita sangat berharap Mahkamah
Konstitusi (MK) itu bersih dari korupsi dan terakhir ditetapkan ketua MK saat
itu Akil Mochtar sebagi terangka korupsi ternyata lembaga tinggi Negara di
bidang yudikatif juga tidak luput dari korupsi.
Dalam hal penyelenggaraan haji,
masyarakat Aceh sangat berharap pada pemerintahan Aceh sekarang di bawah
kepemimpinan Zaini Abdulah dan Muzakir Manaf dan Paduka Yang Mulia Wali
Nanggroe Malik Mahmud untuk bisa melaksanakan penyelenggaraan haji khusus Aceh
diselenggarakan sendiri oleh pemerintah Aceh tidak lagi harus melalui pusat,
lakukankan lobi terhadap kerajaan Arab Saudi untuk bisa menyelenggarakan
sendiri pelaksaan haji dari Aceh.
Melihat ketidakberesan dan tidak
transparansinya pemerintah Indonesia, dalam hal ini Kementerian Agama dalam
melaksanakan penyelenggaraan haji dan korup. Bayangkan saja seseorang jamaah
yang ingin melaksanakan ibadah haji saja harus antri sampai lima tahun, ada apa
ini padahal di dunia Negara kita dalah penduduk Islam terbesar di dunia sudah
sepantasnya kouta kita akan lebih besar.
Khusus untuk Aceh, nenek moyang kita
masa kesultanan dulu sudah menginvestasikan dan berbuat untuk generasinya kelak
yang akan melaksanakan ibadah haji agar mudah dan nyaman ketika berhaji. Adalah
Syechk Habib Bugak yang membeli tanah disekitar Masjidil Haram dan kini telah
diganti rugi karena perluasan Masjidil Haram dan sekarang bernama rumah Aceh
(Baitul Asyi), Subhanallah!
Tidak ada bangsa lain dan daerah
lain yang sempat memikirkan untuk membeli tanah di Mekkah, demi anak cucu
mereka kelak, akses dan kemudahan beribadah haji bagi generasi dan jamaah haji
Aceh dimasa yang akan datang. Dan, sampai sekarang Baitul Asyi memberikan
kompensasi dan dana kepada jamaah haji asal Aceh. Lagi-lagi hal ini tidak
didapatkan oleh jamaah haji dari Negara dan daerah lain di Indonesia.
Teuku Rahmad Danil Cotseurani
Internal Auditor ASDC Bireuen, Aceh 24251.
Internal Auditor ASDC Bireuen, Aceh 24251.
Email: danilcotseurani@yahoo.co.id
No comments:
Post a Comment