Thursday, November 17, 2016

Buang Sampah Sembarangan itu “Ga Asik”


Oleh Teuku Rahmad Danil Cotseurani


Hari sabtu dan minggu atau hari libur biasanya dimamfaatkan oleh sebagian masyarakat baik secara berkeluarga dan berpasangan untuk berlibur dengan datang dan mengunjungi sejumlah objek wisata, panorama dan tempat-tempat hiburan lainnya, disamping untuk rileks dan menghabiskan waktu bersama keluarga masing-masing. Setelah rutinitas seminggu kerja sangat lumrah kita menghabiskan sedikit waktu bersama keluarga dan anak-anak untuk berekreasi dan berwisata.
Fenomena ini tidak kita jumpai didaerah kita saja di Aceh, bahkan ditempat lain di seluruh Indonesia biasanya akan dipenuhi oleh pengunjung setiap akhir pekan atau masa-masa libur.  Entah karena budaya dan perilaku buruk kita sehari-hari tercermin dari sikap dan rasa empati kita terhadap upaya menjaga lingkungan dan kebersihan, biasanya setelah acara liburan atau berada ditempat wisata tertentu cenderung masyarakat kita enggan dan acuh terhadap yang namanya sampah, membuang sampah sembarangan dan meninggalkan sampah-sampah setelah berada disuatu tempat.  Bahkan tidak peduli dengan sembarangan membuang sampah disekitar kita berada atau tempati padahal sudah barang tentu disetiap tempat wisata pasti ada tempat sampah yang disediakan secara khusus dan reprenstatif. Harusnya budaya buang sampah pada tempatnya kita ajarkan sedini mungkin terutama kepada anak-anak kita dan generasi muda untuk peduli terhadap lingkungannya tempat kita berada.
Janganlah kita beranggapan nanti juga akan dibersihkan oleh petugas kebersihan, ini perilaku yang keliru. Sebisa mungkin sampah-sampah yang kita bawa, kita tinggalkan dan kita produksikan menjadi tanggung jawab kita untuk membuangnya ketempat yang telah disediakan.
Di sejumlah tempat objek wisata baik di pinggir laut, wahana bermain,taman kota bahkan sampai wisata ke puncak gunung, hal yang  lumrah kita lihat sampah-sampah berserakan dimana-mana mulai dari botol minuman, plastik, tempat snack, diapers bayi bahkan sampai ke bekas pembalut wanita sering kita jumpai di wc umum yang dicampakan begitu saja di toilet dan sekitar tempat wisata. Ini merupakan cerminan yang tidak baik terhadap perilaku masyarakat Aceh yang notanebenya bersyariat dan beragama islam, yang sangat peduli terhadap kebersihan bahkan kebersihan setengah dari iman. Harusnya masyarakat Aceh malu terhadap tetangga kita Negara Singapura, Malaysia atau Australia karena warga negaranya sangat respect terhadap sampah dan zero toleran terhadap sampah. Sangat jarang kita temui dinegara-negara tersebut sampah berserakan dimana-mana, bahkan daun pohon yang gugur dari pohonnya saja tidak kita jumpai dijalan-jalan atau ditempat publik lainnya.
 Rasanya dilarangan buang sampah yang digalakkan pemerintah melalui dinas terkait tidak mendapat tempat dihati dan membekas diingatan masyarakat kita  sehingga cenderung baik sengaja mauapun tidak sengaja membuang sampah sembrangan, sudah selayaknya ada satu jargon yang ditulis dan ditempel dengan spanduk-spanduk, baliho atau selebaran dengan kata-kata “BUANG SAMPAH SEMBARANGAN ITU GA ASIK”. Minimal ketika dibaca akan terekam dalam memori dan ingatan kita dari pada ucapan dan slogan lama “DILARANG BUANG SAMPAH DISINI” bahkan tidak dipublis dan masih saja buang sampah dilokasi yang dilarang tersebut.
Kiranya adik-adik siswa disekolah, para mahasiswa, aktivis lingkungan hidup dan aktivis lainnya dikampus dan dimasyarakat dapat mengkampanyekan slogan tersebut terutama dilingkungan kampusnya, dimedia sosial seperti facebook, twitter dan lain-lain atau bahkan ketika membuat acara-acara seremonial, rekreasi, camping, penerimaan adik-adik letting baru, pecinta alam, dan perpisahan sekolah. Menjadi generasi yang peduli lingkungan, kebersihan dan tidak segan-segan menegur ketika melihat ada warga masyarakat dengan sengaja membuang sampah pada bukan tempatnya dan secara sembarangan.
Penting untuk generasi muda peduli lingkungan dan kebersihan diusianya yang masih dini agar menanamkan kebiasaan dalam diri sendiri dan orang lain untuk selalu peduli dengan yang namanya sampah. Untuk selalu membiasakan diri sendiri dan orang lain bahwa membuang sampah pada tempatnya adalah hal yang baik dan lama-lama akan membuat tidak nyaman kalau suatu waktu buang sampah sembarangan. Membuka kesempatan untuk bisa memberitahu teman-teman dan orang lain bahwa buang sampah sembarangan itu sama sekali tidak terpuji.
             Dengan buang sampah pada tempatnya, kita sudah berkontribusi meringankan kewajiban para petugas kebersihan .Dengan buang sampah pada tempatnya, kita juga sudah berkontribusi buat menyelamatkan lingkungan dari banjir, bahaya demam berdarah, udara tidak bersih dan polusi.  Jadi  selangkah lebih maju  mewujudkan lingkungan yang bersih, sehat dan nyaman . Buang sampah pada tempatnya, berarti kita sudah menunjukkan bahwa sebagai manusia yang bertanggung jawab. Kita tentunya sebagai khalifah diserahi tugas buat menjaga bumi dan alam ini dari kerusakan. Dengang begitu, sedikit banyak  sudah melaksanakan tanggung jawab yang walau keliatannya kecil, tapi sebenarnya bisa berdampak besar.
 Dan yang paling mula sekali adalah budaya hidup bersih dan tidak buang sampah sembarangan adalah diterpakan dikeluarga masing-masing terlebih dahulu, kalau sudah bersih, asri dan nyaman mustahil orang lain berani membuang sampah secara sembarangan semoga saja budaya malu masih ada dibenak dan pribadi kita masing-masing.
Selanjutnya adalah regulasi, aturan yang ditetap oleh pemerintah setempat melalui dinas terkait dengan perda tentang pengelolaan persampahan dan aturan tentang serta denda dan hukuman bagi warga masyarakat yang kedapatan membuang sampah sembarangan  untuk ditegakkan dan dijalankan, dengan demikian ada efek jera bagi masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Dan pada akhirnya kota atau daerah bersih dan nyaman akan dianugerahi oleh penghargaan Adipura.




No comments:

Post a Comment